Selasa, 14 Januari 2014
1.
PENERAPAN PENGEMBANGAN
SISTEM INFORMASI PADA ORGNISASI DAKWAH
Tiga sasaran utama
dalam penerapan system informasi dalam suatu organisasi. Pertama, memperbaiki
efesiensi kerja dengan melakukan otomasi berbagai proses yang mengelola
informasi. Kedua, meningkatkan keefektifan manajemen dengan memuaska kebutuhan
informasi guna pengambilan kputusan. Ketiga, memperbaiki daya saing atau
meningkatkan keunggulan kompetitif organisasi dengan merubah gaya dan cara
berbisnis (ward and peppard, 2002). Ketiga sasaran tersebut dapat tercapai
secara optimal apabila adanya jaminan keselarasan antara strategi sisitem
informasi dengan strategi bisnis organisasi, dimana nantinya strategi bisnis
akan memberikan arahan terhadap tercapainya suatu goal organisasi, dan strategi
system informasi akan memberikan dukungan terhadap pencapaian goal organisasi
melalui penyiapan infrastruktur teknologi informasi yang sesuai dengan
teknologi bisnis organisasi untuk menentukan strategi sisitem informasi yang
dapat mendukung pencapaian visi dan misi organisasi, maka perlu pemahaman
tentang strategi bisnis organisasi melalui perencanaan strategi Bisnis dan
stategi system informasi perencanaanformasi, metodologi Ward-peppar.
Namun sering ditemukan
bahwa penerapan TI kurang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja dan
kesuksesan bisnis organisasi maupun peningkatan daya saing organisasi. Hal
tersebut terjadi akibat penerapan SI/TI yang hanya berfokus pada teknologinya
saja. Oleh karena itu, cara efektif untuk mendapatkan manfaat strategis dari
penerapan SI/TI adalah dengan berkonsentrasi pada kaji ulang bisnis (rethinking
business) melalui analisis masalah bisnis saat ini dan perubahan lingkungannya
serta mempertimbangkan TI sebagai bagian solusi (Earl, 1992).
Permasalahan di dalam
penerapan SI/TI pada suatu organisasi dapat dikatakan sebagai paradoks
produktivitas (Roach, 1994). Dimana didalam penerapan SI/TI sudah
diimplementasikan secara baik, namun dari sisi lain seperti halnya keamanan,
sumber daya manusia, transparansi, dan lain-lain bersifat sebaliknya. Sebagai
contoh Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menginvestasikan sedikitnya Rp. 200
milyar untuk pengadaaan perangkat dan aplikasi SI/TI dengan harapan agar
penghitungan suara hasil pemilu dapat berjalan dengan cepat, akurat dan
transparan. Dalam beberapa hal penayangan hasil perhitungan suara sudah
memenuhi kriteria kecepatan yang diinginkan, namun demikian akurasi dan
transparansi masih menjadi persoalan yang berbuntut pada keraguan terhadap
masih diperlukannya SI/TI dalam pemilu-pemilu berikutnya. Jika ditambahkan
dengan persoalan rentannya sistem keamanan yang melekat pada SI/TI KPU, belum
tersedianya komputer dan jaringan komunikasi secara merata di seluruh Panitia
Pemungutan Suara (PPS) di tingkat kecamatan, serta persoalan manajemen sistem
informasi yang dinilai masih tidak standar, dapat diperkirakan persoalan
paradok produktivitas SI/TI di KPU makin menjadi nyata.
Permasalahan lain dalam
penerapan SI/TI adalah investasi SI/TI masih belum berhasil memberikan manfaat
yang diharapkan kepada organisasi (Ward and Peppard, 2002). Pimpinan perusahaan
sering dihadapkan pada kenyataan bahwa belanja modal (capital expenditure )
untuk SI/TI tidak membuahkan hasil hingga nilai tertentu sesuai dengan besarnya
investasi yang telah dilakukan. Perusahaan menggunakan SI/TI untuk pengelolaan
akuntansi dan keuangan, operasional pemasaran, layanan pelanggan, koordinasi
antar kantor cabang, perencanaan produksi, pengendalian persediaan, mengurangi
lead time , melancarkan distribusi dan lain sebagainya. Namun tidak jelas
apakah penggunaan SI/TI semacam ini sudah secara nyata menghasilkan output yang
lebih banyak (Robert Solow dalam McCarty, 2001).
2.
METODE PENGEMBANGAN
SISTEM INFORMASI PADA ORGANISASI DAKWAH
a.
Pengertian Sistem
Informasi dan Organisasi
·
Pengertian Sistem
Istilah sistem
merupakan istilah dari bahasa yunani “system” yang artinya adalah himpunan
bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai tujuan
bersama.
Sistem menurut para
ahli:
L. James Havery
Sistem adalah prosedur
logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan
satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan
dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
John Mc. Manama
Sistem adalah sebuah
struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan
yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang
diinginkan secara efektif dan efesien.
C.W. Churchman
Sistem adalah seperangkat
bagian-bagian yang dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan.
J.C. Hinggins
Sistem adalah
seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan.
Edgar F Huse dan James
L. Bowdict
Sistem adalah suatu
seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantung
sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari satu bagian akan
mempengaruhi keseluruhan.
·
Pengertian Informasi
Menurut Gordon B.
Davis, informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang
penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan
dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan
datang.
Penulis lain, burch dan
strater, menyatakan: informasi adalah pengumpulan atau pengolahan data untuk
memberikan pengetahuan atau keterangan.
Sedangkan George R.
Terry, Ph. D. menyatakan bahwa informasi adalah data yang penting yang
memberikan pengetahuan yang berguna.
Jadi, secara umum
informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih
berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam
pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang.
·
Pengertian Organisasi
Organisasi Dalam Sebuah Definisi yaitu
Etimologi
Organisasi (Yunani:
organon - alat) adalah suatu kelompok orang yang memiliki tujuan yang sama.
Baik dalam penggunaan sehari-hari maupun ilmiah, istilah ini digunakan dengan
banyak cara.
Terminologi
Organisasi
secara teminologi diantaranyan adalah :
- Organisasi Menurut Stoner, Organisasi adalah suatu pola
hubungan-hubungan yang melalui mana orang- orang
di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
- Organisasi Menurut James D. Mooney, Organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
- Organisasi Menurut
Chester I. Bernard, Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
b.
Perlunya Pengembangan
Sistem Informasi
Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk
menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang
telah ada. Perlunya Pengembangan Sistem :
1. Adanya permasalahan (problem) yang timbul pada sistem yang lama. Permasalahan
yang timbul dapat berupa :
a.
Ketidak beresan
b.
Pertumbuhan Organisasi
c.
Untuk meraih kesempatan
(opportunities)
d.
Teknologi informasi
telah berkembang dengan cepatnya
e.
Adanya
instruksi-instruksi (directives)
2. Prinsip Pengembangan Sistem
3. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen
4. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar
Investasi modal harus
mempertimbangkan 2 hal :
1. Semua alternatif yang ada harus diinvestigasi
- Investasi yang
terbaik harus bernilai
- Sistem yang
dikembangkan memerlukan orang yang terdidik
Tahapan kerja dan tugas yang harus dilakukan dalam proses pengembangan
system
1. Proses pengembangan sistem tidak harus urut
- Jangan takut
membatalkan proyek
- Dokumentasi harus
ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem
- Tahapan
Pengembangan Sistem. Tahapan utama siklus hidup Pengembangan Sistem
terdiri dari :
a.
Perencanaan Sistem (
Systems Planning)
b.
Analisis Sistem (System
Analysis)
c.
Perancangan Sistem
(Systems Design) Secara Umum
d.
Seleksi Sistem (System
Selection)
e.
Perancangan Sistem
(Systems Design) Secara Umum
f.
Implementasi dan
Pemeliharaan Sistem (System Implementation & Maintenance)
c. Faktor-Faktor Serta Indikator yang Menunjukkan Gagalnya Sim dalam
Organisasi/ Perusahaan
a.
Faktor-faktor yang
menyebabkan SIM kurang berkembang dalam organisasi/ perusahaan
Dengan adanya SIM ini, sebuah perusahaan mengharapkan suatu sistem yang
dapat bekerja secara cepat dan akurat sehingga produktivitas kerja di
perusahaan lebih meningkat. Namun karena beberapa faktor tertentu, terkadang
malah perusahaan mengalami kegagalan.
Pengembangan SIM canggih berbasis komputer memerlukan sejumlah orang yang
berketrampilan tinggi dan berpengalaman lama dan memerlukan partisipasi dari
para manajer organisasi. Banyak organisasi yang gagal membangun SIM karena :
1. Pengorganisasian perusahaan yang kurang wajar
2. Kurangnya perencanaan yang memadai
3. Kurang personil yang handal
4. Kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer
dalam merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi
seluruh personil yang terlibat.
Untuk meraih keberhasilan dalam pengembangan SIM, perlu diperbaikinya
system lama, terutama jika disebabkan beberapa hal berikut ini,
1.
Adanya
permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di system yang lama.
Permasalahan yang timbul dapat berupa :
a) Ketidak beresan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat
beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
b) Pertumbuhan organisasi Kebutuhan informasi yang semakin luas, volume
pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru
menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru, karena sistem yang lama tidak
efektif lagi dan tidak dapat memenuhi lagi semua kebutuhan informasi yang
dibutuhkan manajemen.
c) Untuk meraih kesempatan-kesempatan Dalam keadaan persaingan pasar yang
ketat, kecepatan informasi atau efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau
tidaknya strategi dan rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih
kesempatankesempatan dan peluang-peluang pasar, sehingga teknologi informasi
perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi agar dapat mendukung
proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen.
d) Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah Penyusunan
sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi instruksi dari atas
pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah
b.
Indikator Diperlukannya
Pengembangan SIM yaitu diantaranya:
1. Keluhan pelanggan
- Pengiriman barang
yang sering tertunda
- Pembayaran gaji
yang terlambat
- Laporan yang tidak
tepat waktu
- Isi laporan yang
sering salah
- Tanggung jawab
yang tidak jelas
- Waktu kerja yang
berlebihan
- Ketidakberesan kas
- Produktivitas
tenaga kerja yang rendah
- Banyaknya pekerja
yang menganggur
- Kegiatan yang
tumpang tindih
- Tanggapan yang
lambat terhadap pelanggan
- Kehilangan
kesempatan kompetisi pasar
- Persediaan barang
yang terlalu tinggi
- Pemesanan kembali barang yang tidak efisien
- Biaya operasi yang
tinggi
- File-file yang
kurang teratur
- Keluhan dari
supplier karena tertundanya pembayaran
- Tertundanya
pengiriman karena kurang persediaan
- Investasi yang
tidak efisien
- Peramalan
penjualan dan produksi tidak tepat
- Kapasitas produksi
yang menganggur
- Pekerjaan manajer
yang terlalu teknis
- DLL.
Salah satu pengembangan dalam system informasi manajemen yang
menggembirakan dan yang sifatnya mengadakan perubahan baru adalah pertumbuhan
system saling mempengaruhi: manusia mesin, manusia-manusia.
keuntungan dan kelemahan dari pengembangan sistem informasi secara
Outsourcing dibandingkan dengan insources
1) INSOURCING
Sistem informasi manajemen menitikberatkan pada informasi untuk suatu
keputusan terstruktur atau informasi yang dapat diantisipasi. Hal tersebut
mungkin tampak sederhana, tetapi sebenarnya menyediakan informasi untuk
membantu manajer-manajer membuat keputusan-keputusan adalah tugas yang sangat
sulit dan kompleks. Sistem informasi manajemen memainkan peranan penting dalam
penyusunan rencana strategis, pembuatan keputusan, dan pengontrolan
kegiatan-kegiatan untuk dapat mengukur tingkat keberhasilannya.
In-sourcing adalah metode
pengembangan sistem informasi yang hanya melibatkan sumber daya di dalam suatu
organisasi atau suatu perusahaan. Sistem informasi mengenai operasi sistem pada
pihak manajemen untuk memberikan pengarahan dan pemeliharaan sistem dalam hal
ini pengendalian ketika sistem bertukar input dan output dengan lingkungannya.
Keuntungan
Keunggulan dalam menerapkan metode in-sourcing diantaranya :
·
Umumnya sistem
informasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan karena karyawan
yang ditugaskan mengerti kebutuhan sistem dalam perusahaan.
·
Biaya pengembangannya
relatif lebih rendah karena hanya melibatkan pihak perusahaan.
·
Sistem informasi yang
dibutuhkan dapat segera direalisasikan dan dapat segera melakukan perbaikan
untuk menyempurnakan sistem tersebut.
·
Sistem informasi yang
dibangun sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dan dokumentasi yang
disertakan lebih lengkap.
·
Mudah untuk melakukan
modifikasi dan pemeliharaan (maintenance) terhadap sistem informasi
karena proses pengembangannya dilakukan oleh karyawan perusahaan tersebut.
·
Adanya insentif
tambahan bagi karyawan yang diberi tanggung jawab untuk mengembangkan sistem
informasi perusahaan tersebut.
·
Lebih mudah melakukan
pengawasan (security access) dan keamanan data lebih terjamin karena hanya
melibatkan pihak perusahaan.
·
Sistem informasi yang
dikembangkan dapat diintegrasikan lebih mudah dan lebih baik terhadap sistem
yang sudah ada.
Kelemahan
Kelemahan dalam menerapkan metode in-sourcing adalah :
·
Keterbatasan jumlah dan
tingkat kemampuan SDM yang menguasai teknologi informasi.
·
Pengembangan sistem
informasi membutuhkan waktu yang lama karena konsentrasi karyawan harus terbagi
dengan pekerjaan rutin sehari-hari sehingga pelaksanaannya menjadi kurang
efektif dan efisien.
·
Perubahan dalam
teknologi informasi terjadi secara cepat dan belum tentu perusahaan mampu
melakukan adaptasi dengan cepat sehingga ada peluang teknologi yang digunakan
kurang canggih (tidak up to date).
·
Membutuhkan waktu untuk
pelatihan bagi operator dan programmer sehingga ada konsekuensi biaya
yang harus dikeluarkan.
·
Adanya demotivasi dari
karyawan ditugaskan untuk mengembangkan sistem informasi karena bukan merupakan
core competency pekerjaan mereka.
·
Kurangnya tenaga ahli (expert)
di bidang sistem informasi dapat menyebabkan kesalahan persepsi dalam
pengembangan distem dan kesalahan/resiko yang terjadi menjadi tanggung jawab
perusahaan (ditanggung sendiri).
2) OUTSOURCING
Teknologi tidak lagi merupakan pemikiran terakhir dalam membentuk strategi
bisnis, tetapi merupakan penyebab dan penggerak yang sebenarnya. Peran utama
aplikasi sistem informasi dalam bisnis adalah untuk memberikan dukungan yang
efektif atas strategi perusahaan agar dapat memperoleh keunggulan kompetitif
diluar perusahaan dengan menggunakan sumberdaya-sumberdaya yang terdapat
didalam perusahaan itu sendiri. Perusahaan dapat bertahan hidup dan berhasil
dalam jangka panjang hanya jika perusahaan tersebut berhasil mengembangkan
strategi tekanan kompetitif yang membentuk struktur persaingan dalam
industrinya. Sumberdaya-sumberdaya yang terdapat diluar perusahaan yang
diantaranya, sumber daya data calon pelanggan dan pelanggan, sumber daya data
pemasok, sumber daya informasi, sumber daya data pesaing atau kompetitor, dan
atau sumber daya lainnya yang terkait hubungannya dengan keunggulan perusahaan
yang berada diluar perusahaan (outsource).
Outsourcing dapat berupa meminta
pihak ketiga untuk melaksanakan proses pengembangan sistem informasi termasuk
pelaksana sistem informasi. Pihak perusahaan menyerahkan tugas pengembangan dan
pelaksanaan serta maintenance sistem kepada pihak ketiga. Menurut
O’Brien dan Marakas (2006), beberapa pertimbangan perusahaan untuk memilih
strategi outsourcing sebagai alternatif dalam mengembangkan Sistem
Informasi Sumberdaya Informasi diantaranya:
·
Biaya pengembangan
sistem sangat tinggi.
·
Resiko tidak kembalinya
investasi yang dilkukan sangat tinggi.
·
Ketidakpastian untuk
mendapatkan sistem yang tepat sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
·
Faktor waktu/kecepatan.
·
Proses pembelajaran
pelaksana sistem informasi membutuhkan jangka waktu yang cukup lama.
·
Tidak adanya jaminan
loyalitas pekerja setelah bekerja cukup lama dan terampil.
Keuntungan
Keuntungan dengan menerapkan metode out-sourcing adalah :
·
Perusahaan
dapat mengonsentrasikan diri pada bisnis yang ditangani. Masalah mengenai hardware, sofware, dan maintenance sistem merupakan
tanggung jawab pihak vendor.
·
Lebih praktis serta
waktu pengembangan sistem informasi relatif lebih cepat, efektif, dan efisisen
karena dikerjakan oleh orang yang profesional di bidangnya.
·
Penghematan waktu
proses dapat diperoleh karena beberapa outsourcer dapat dipilih untuk
bekerja bersama-sama menyediakan jasa ini kepada perusahaan.
·
Dapat membeli
partner/provider sesuai anggaran dan kebutuhan. Memudahkan akses pada pasar
global jika menggunakan vendor yang mempunyai reputasi baik.
·
Resiko ditanggung oleh
pihak ketiga. Resiko kegagalan yang tinggi dan biaya teknologi yang semakin
meningkat, akan lebih menguntungkan bagi perusahaan jika menyerahkan
pengembangan sistem informasi kepada outsourcer agar tidak mengeluarkan
investasi tambahan.
·
Biaya pengembangan
sistem informasi dapat disesuaikan dengan anggaran dan kebutuhan perusahaan.
Mahal atau murahnya biaya pengembangan sistem informasi tergantung jenis
program yang dibeli.
·
Mengurangi resiko
penghamburan investasi jika penggunaan sumber daya sistem informasi belum
optimal. Jika hal ini terjadi maka perusahaan hanya menggunakan sumber daya
sistem yang optimal pada saat-saat tertentu saja, sehingga sumber daya sistem
informasi menjadi tidak dimanfaatkan pada waktu yang lainnya.
·
Dapat digunakan untuk
meningkatkan kas dalam aset perusahaan karena tak perlu ada aset untuk
teknologi informasi.
·
Memfasilitasi downsizing
sehingga perusahaan tak perlu memikirkan pengurangan pegawai.
Kelemahan
Disamping keunggulan yang telah disampaikan di atas, penerapan metode out-sourcing
ini juga memiliki kelemahan, diantaranya :
·
Terdapat kekhawatiran
tentang keamanan sistem informasi karena adanya peluang penyalahgunaan sistem
informasi oleh vendor, misalnya pembajakan atau pembocoran informasi
perusahaan.
·
Ada peluang sistem
informasi yang dikembangkan tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan
dikarenakan vendor tidak memahami kebutuhan sistem dalam perusahaan tersebut.
·
Transfer knowledge
terbatas karena pengembangan sistem informasi sepenuhnya dilakukan oleh vendor.
·
Relatif sulit melakukan
perbaikan dan pengembangan sistem informasi karena pengembangan perangkat lunak
dilakukan oleh vendor, sedangkan perusahaan atau organisasi umumnya
hanya terlibat sampai rancangan kebutuhan sistem.
·
Dapat terjadi
ketergantungan kepada konsultan.
·
Manajemen perusahaan
membutuhkan proses pembelajaran yang cukup lama dan perusahaan harus membayar
lisensi program yang dibeli sehingga ada konsekuensi biaya tambahan yang
dibayarkan.
·
Resiko tidak kembalinya
investasi yang telah dikeluarkan apabila terjadi ketidakcocokan sistem
informasi yang dikembangkan.
·
Mengurangi keunggulan
kompetitif perusahaan. Mungkin saja pihak outsourcer tidak fokus dalam
memberikan layanan karena pada saat yang bersamaan harus mengembangkan sistem
informasi klien lainnya.
·
Perusahaan akan
kehilangan kendali terhadap aplikasi yang di-outsource-kan. Jika
aplikasinya adalah aplikasi kritikal yang harus segera ditangani jika terjadi
gangguan, perusahaan akan menanggung resiko keterlambatan penanganan jika
aplikasi ini di-outsource-kan karena kendali ada pada outsourcer
yang harus dihubungi terlebih dahulu.
·
Jika kekuatan menawar
ada di outsourcer, perusahaan akan kehilangan banyak kendali dalam memutuskan
sesuatu apalagi jika terjadi konflik diantaranya.
d.
Unsur-unsur dalam Sistem
Informasi yang efektif
Untuk menentukan jaringan yang efektif bagi suatu system informasi
manajemen telah disarankan beberapa pertanyaan sebagai berikut:
·
Data atau informasi
apakah yang dibutuhkan?
·
Bilamana
data atau informasi itu dibutuhkan?
·
Siapa yang
membutuhkannya?
·
Dimana
data atau informasi itu dibutuhkan?
·
Dalam bentuk apa data
atau informasi itu dibutuhkan ?
·
Berapa
biaya data atau informasi itu?
·
Prioritas apa yang akan
diberikan oleh bermacam-macam data ?
·
Mekanik apakah yang
akan digunakan untuk menyortir informasi, menyusunya, menggunakannya menjadi
bentuk yang berarti, dan menyampaikan informasi yang telah dipersatukannya
kepada pengambil kepetusan untuk mengambil tindakan?
·
Bagaimana pengaturan
control umpan balik akan disediakan bagi manajemen atau organisasi?
·
Mekanisme apakah yang
akan ditentukan untuk dapat terus menerus menilai dan memperbaiki system
informasi manajemen?
A. KESIMPULAN
Suatu organisasi
terdiri atas sejumlah unsur: orang-orang yang mempunyai bermacam-macam
peranan dalam organisasi, kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang harus
diselesaikan, tempat kerja atau tempat fisik pekerjaan, dan wewenang serta
hubungan-hubungan komunikasi yang meningkat bersama organisasi.
Kebanyakan organisasi memulai dengan sangat sedikit mengenai tujuan,
rencana, anggaran, bagan organisasi, pedoman prosedur, atau perlengkapan formal
lainnya. Selama kehidupan awal suatu organisasi, mungkin unsur yang terpenting
adalah pengusaha dan suatu ide atau gagasan. Dalam bab ini kita akan
mempelajari bagaimana kebutuhan akan system informasi manajemen formal
berkembang menjadi organisasi permulaan, dan tumbuh menjadi system unsure-unsur
yang menjadi berhubungan yang lebih besar.
Pengembangan sistem informasi dalam perusahaan dapat dilakukan melalui tiga
metode yaitu in-sourcing, co-sourcing, dan out-sourcing.
Perusahaan harus berhati-hati dalam hal pemilihan alternatif pengembangan
sistem informasi yang tepat. Kesalahan di dalam pemilihan alternatif akan
menyebabkan investasi yang telah dilakukan serta waktu yang terpakai akan
menjadi sia-sia. Perusahaan dapat membandingkan advantage dan disadvantage
dari ketiga alternatif tersebut. Masing-masing metode memiliki keunggulan
dan kelemahan tersendiri. Pemilihan terhadap salah satu metode pengembangan
sistem informasi tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya
ketersediaan dana dan kemampuan tenaga kerja.
Metode insourcing sebaiknya digunakan ketika perusahaan yakin bahwa metode
tersebut memang tepat. Beberapa keunggulan dari insourcing yaitu bahwa karena
yang mengembangkan sistem informasi adalah karyawan yang bekerja di perusahaan
itu maka ia mengerti dan paham mengenai apa yang dibutuhkan perushaan, selain
itu perusahaan juga menghemat biaya tenaga kerja. Tetapi perlu dipikirkan juga
bahwa pengembangan tersebut tidak akan menggangu pekerjaan rutin si karyawan,
sehingga pengerjaannya akan fokus. Apabila ternyata mengganggu maka akan
mengakibatkan pengembangan tersebut justru memakan waktu yang lama.
Proses outsourcing sebaiknya dikomunikasikan dan diinformasikan kepada
berbagai divisi yang ada pada perusahaan tersebut termasuk staff bagian IT,
sehingga ketika outsourcing dilaksanakan para staff memahami pentingnya
keahlian dan teknologi baru bagi perusahaan mereka dan di dorong untuk
memperoleh keahlian baru tersebut. Salah satu contoh keberhasilan outsourcing
yaitu, American Standard yang melaporkan bahwa dalam setahun dapat
menghemat $2 juta karena melakukan outsourcing terhadap operasi keuangan
dan penggajian (Laudon & Laudon, 1998).
Kunci utama dalam kesuksesan outsourcing adalah pemilihan vendor
yang tepat (choose the right vendor) karena outsourcing merupakan
kerjasama jangka panjang sehingga penunjukkan vendor yang tepat sebagai mitra
perusahaan menjadi sangat krusial baik dari pertimbangan aspek teknologi,
bisnis, maupun tujuan finansial.
DAFTAR PUSTAKA
O’Brien. J. 2005. Pengantar
Sistem Informasi Perspektif Bisnis dan Manajerial. Edisi 12. Salemba Empat.
Jakarta.
O’Brien, J.A. &
Marakas, G.M. (2006). Introduction to Information Systems, 7th
Ed., McGraw-Hill/Irwin. New York.
Raharjo. B. 2002. Memahami
Teknologi Informasi. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Drs. Moekijat. 1986. Pengantar
Sistem Informasi Manajemen. Rosda Karya. Bandung
Label: SIMDAK
0 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)