Selasa, 14 Januari 2014
Mesjid adalah rumah
tempat ibadah umat Muslim. Masjid artinya tempat sujud, dan mesjid yang
berukuran kecil disebut musholla, langgar atau surau. Selain tempat ibadah
masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan-kegiatan
perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an
sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut
memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran.
Masjid berarti tempat
bersujud. Akar kata dari masjid adalah sajada dimana sajada berarti sujud atau
tunduk. Kata masjid sendiri berakar dari bahasa Aram(bahasa semitik). Kata
masgid (m-s-g-d) ditemukan dalam sebuah inskripsi dari abad ke 5 Sebelum
Masehi. Kata masgid (m-s-g-d) ini berarti "tiang suci" atau
"tempat sembahan". Kata masjid dalam bahasa Inggris disebut mosque.
Kata mosque ini berasal dari kata mezquita dalam bahasa Spanyol. Dan kata
mosque kemudian menjadi populer dan dipakai dalam bahasa Inggris secara luas.
b. Masjid Pertama
Ketika Nabi Muhammad saw
tiba di Madinah (622 M. bertepatan pada bulan rabi’ul awal tahun pertama
hijriayah), beliau memutuskan untuk membangun sebuah masjid, yang sekarang
dikenal dengan nama Masjid Nabawi –atau lebih dikenal masjid Madinah-, yang
berarti Masjid Nabi. Masjid Nabawi terletak di pusat Madinah. Masjid Nabawi dibangun
di sebuah lapangan yang luas. Di Masjid Nabawi, juga terdapat mimbar yang
sering dipakai oleh Nabi Muhammad saw. Masjid Nabawi menjadi jantung kota
Madinah saat itu. Masjid ini digunakan untuk kegiatan politik,diskusi,
perencanaan kota, menentukan strategi militer, dan untuk mengadakan perjanjian.
Bahkan, di area sekitar masjid digunakan sebagai tempat tinggal sementara oleh
orang-orang fakir miskin. Saat ini, Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjid
al-Aqsa adalah tiga masjid tersuci di dunia.
C. Masjid sebagai sarana pendidikan
Salah satu fungsi masjid
dalam islam adalah sebagai tempat pendidikan dan pengajaran. Beberapa masjid,
terutama masjid yang didanai oleh pemerintah, biasanya menyediakan tempat
belajar atau sekolah, yang mengajarkan baik ilmu keislaman maupun ilmu umum.
Sekolah ini memiliki tingkatan dari dasar sampai menengah, walaupun ada
beberapa sekolah yang menyediakan tingkat tinggi. Beberapa masjid biasanya
menyediakan pendidikan paruh waktu, biasanya setelah subuh, maupun pada sore hari.
Pendidikan di masjid ditujukan untuk segala usia, dan mencakup seluruh
pelajaran, mulai dari keislaman sampai sains. Selain itu, tujuan adanya
pendidikan di masjid adalah untuk mendekatkan generasi muda kepada masjid.
Pelajaran membaca Qur'an dan bahasa Arab sering sekali dijadikan pelajaran di
beberapa negara berpenduduk Muslim di daerah luar Arab, termasuk Indonesia.
Kelas-kelas untuk mualaf, atau orang yang baru masuk Islam juga disediakan di
masjid-masjid di Eropa dan Amerika Serikat, dimana perkembangan agama Islam
melaju dengan sangat pesat. Beberapa masjid juga menyediakan pengajaran tentang
hukum Islam secara mendalam. Madrasah, walaupun letaknya agak berpisah dari
masjid, tapi tersedia bagi umat Islam untuk mempelajari ilmu keislaman. selain dalam
bentuk sekolah masjid juga berguna untuk pengajaran majelis ta’lim.
Salah satu contoh masjid
yang digunakan sebagai sarana pendidikan adalah pada masa khalifah Abbasiyah,
dimana masjid digunakan sebagai tempat pertemuan ilmiah bagi para sarjana dan
ulama. Selain itu Masjidilharam misalnya, masjid ini selain digunakan sebagai
tempat ibadah juga digunakan untuk mendalami ilmu-ilmu agama berbagai madzhab.
Adapun di Indonesia, terutama di daerah pedesaan, masjid berfungsi sebagai tempat untuk melaksanakan ibadah shalat, mengajar al-Qur’an bagi anak-anak, dan memperingati hari-hari besar islam. Di daerah perkotaan, selain fungsi tersebut, masjid juga digunakan untuk pembinaan generasi muda islam, ceramah, diskusi keagamaan dan perpustakaan.
Adapun di Indonesia, terutama di daerah pedesaan, masjid berfungsi sebagai tempat untuk melaksanakan ibadah shalat, mengajar al-Qur’an bagi anak-anak, dan memperingati hari-hari besar islam. Di daerah perkotaan, selain fungsi tersebut, masjid juga digunakan untuk pembinaan generasi muda islam, ceramah, diskusi keagamaan dan perpustakaan.
Penyelenggaraan pendidikan
agama Islam dan perkembangannya tidak terlepas dari jasa besar masjid. Hidup
sebagai muslim tidak dapat dipisahkan dari keberadaan masjid, karena beberapa
ibadah wajib diantaranya harus dilaksanakan di masjid. Ibadah tersebut juga
berarti praktek pendidikan agama Islam yang sudah kita dapat sejak kecil,
seperti sholat berjamaah dan sholat jum’at.
Masjid disamping sebagai
tempat ibadah juga sebagai pusat kegiatan umat Islam. Masjid juga digunakan
oleh Rasulullah SAW sebagai kegiatan sosial dan politik menyusun strategi
perang.
Rasulullah SAW tidak hanya mengajarkan masjid sebagai tempat
ibadah mahdhah saja, tetapi kegiatan lainnya yang berurusan dengan kepentingan
umat.
Orang boleh saja
meragukan masjid sebagai pusat aktivitas agama Islam di era global ini.
Pendidikan tentang agama Islam dan aktivitas agama Islam diperoleh dan dapat
dilakukan di banyak tempat, tidak hanya di masjid saja. Prinsipnya, jika
dilihat dari beberapa ketentuan agama mengenai masjid, umat Islam tidak dapat
dipisahkan dengan masjid. Sejarah membuktikan kalau masjid sebagai awal pusat
pendidikan agama Islam.
Masjid juga sudah
ditakdirkan menjadi rumah Allah SWT dan milik umat Islam dimanapun berada.
Keberadaan masjid bukan hanya menjadi kebutuhan sebagai sarana ibadah, tetapi
keberadaan masjid juga wajib adanya pada suatu wilayah yang ada umat muslimnya.
Mayoritas penduduk
kabupaten Kebumen adalah muslim. Desa-desa di kabupaten Kebumen ini minimal
terdapat satu bangunan masjid pada setiap desanya. Desa yang wilayahnya luas
dan berpenduduk banyak/padat, bahkan tidak hanya terdapat satu bangunan masjid.
Desa Jemur kecamatan Kebumen adalah contoh desa yang mempunyai dua bangunan
masjid. Masih banyak desa lain yang mempunyai masjid lebih dari satu, misalnya
di desa Karangsari Kebumen, terdapat enam bangunan masjid.
Keberadaan masjid jauh
lebih sedikit dibandingkan keberadaan Musholla. Musholla lebih banyak,
disebabkan karena dapat didirikan pada setiap tempat dimanapun minimal sebagai
tempat sholat saja. Musholla bisa didirikan disetiap komplek RT, komplek RW,
komplek perkantoran, bahkan rumah kita masing-masing. Keberadaan mushalla,
tidak untuk menunaikan shalat jum’at. Desa Jatimulyo Alian Kebumen, adalah
contoh desa yang mempunyai tujuh bangunan musholla milik masyarakat dan tiga bangunan
masjid. Kenyataan yang ada, musholla dalam menyelenggarakan pendidikan agama
Islam maupun sebagai tempat ibadah umat Islam tidak berbeda dengan di masjid,
secara prinsip kegiatan musholla bermula dari bagaimana konsep memakmurkan
masjid.
Keberadaan bangunan
masjid dalam Islam terdapat persyaratan tertentu, misalnya batas-batas wilayah
dan minimal ada empat puluh orang untuk mendirikan sholat Jum’at. Masjid juga
tidak boleh didirikan pada satu komplek dalam satu batas wilayah yang kecil.
Bangunan masjid semakin
banyak seiring dengan bertambah banyaknya penduduk di Indonesia dan semakin
banyaknya pembangunan komplek perumahan. Semakin banyaknya masjid dan tuntutan
mendirikan masjid menunjukkan bahwa masjid sangat berpotensi untuk menjadi
pusat pendidikan agama Islam dan pusat peradaban yang menyertai perkembangan
kehidupan umat Islam sepanjang masa.
Makmurnya masjid juga
berimplikasi pada terpenuhinya jama’ah akan pendidikan agama Islam dan tempat
pembinaan umat.
Pendidikan agama Islam
di masjid pada umumnya dilaksanakan secara konservatif atau tradisional.
Pendidikan agama Islam dengan cara tradisional adalah dengan metode bandungan
atau sorogan. Pengajar pendidikan di masjid dengan membaca dan didengarkan atau
ditirukan oleh santri masjid, atau sebaliknya. Metode ini juga memungkinkan
untuk terjadinya Tanya jawab antara santri masjid dengan seorang ustadz atau
kyai masjid.
Pendidikan agama Islam
di beberapa masjid di Kebumen ini juga mengalami perkembangan. Masjid yang
melakukan pengembangan pendidikan agama Islam contohnya adalah masjid Nurul
Iman desa Kawedusan, masjid desa panggel kelurahan panjer Kebumen. Komplek
masjid-masjid tersebut juga dibangun sarana pendidikan dan organisasi masjid
seperti pengurus TPQ, dan tempat khusus untuk belajar Alquran. Keberadaan
pondok pesantren juga berawal dari bentuk pengembangan pendidikan agama Islam
di masjid. Masjid Jami’ Wonoyoso Kebumen adalah contoh bentuk pengembangan
pendidikan agama di masjid berbentuk pondok pesantren, bahkan meluas kepada
pendirian bangunan madrasah sebagai pendidikan formal.
Banyaknya fungsi masjid
yang semakin meluas sebagai sarana pendidikan agama Islam secara lebih
sistematis, tidak mengurangi kharisma masjid yang ada di desa-desa yang
menyelenggarakan pendidikan secara tradisional.
Sejarah perkembangan
masjid lebih banyak menyuguhkan kajian agama dari pada kegiatan sosial.
Pendidikan agama Islam di masjid juga lebih banyak dari pada aktivitas
pendidikan agama Islam pada lembaga pendidikan formal. Masjid pada setiap malam
dapat menyelenggarakan pendidikan agama seperti pengajian kitab. Ada yang
bersiafat harian, mingguan, sebulanan dan tahunan dan sepanjang waktu. Berbeda
dengan penyelenggaran pendidikan dan aktivitas pendidikan agama Islam di
madrasah atau sekolah. Institusi madrasah dan sekolah menyuguhakn materi
pendidikan agama Islam dengan waktu yang sangat terbatas. Materi pendidikan
agama Islam didapat dua sampai enam jam perminggunya dan dalam kurun waktu tiga
tahun.
Pendidikan agama Islam
yang di selelenggarakan di masjid., tidak terbatas oleh waktu. Konsep
pendidikan seumur hidup, setiap saat bisa di dapat di masjid walaupun tidak
dalam pengertian semua masjid. Begitu juga keberadaan masjid di desa dengan
masjid di kota. Masjid di kota, pada umumnya aktivitas agama Islamnya terbatas,
hal ini karena karakter masyarakat kota yang berbeda dengan karakter masyarakat
perdesaan.
Sesudah negara Islam
meluas, maka berkembanglah peran dan fungsi masjid. Sehingga ia berperan
sebagai lembaga-lembaga ilmu pengetahuan dan tempat pengajaran segala macam
pengetahuan, baik agama ataupun lainnya. Ketika Nabi Muhammad saw. berhijrah
dari Mekkah menuju Yatsrib (Madinah) dan singgah di Quba, program yang pertama
kali beliau laksanakan ialah mendirikan sebuah masjid yang kemudian beliau
namakan dengan “Masjid Quba”. Masjid itu disebut oleh Allah swt. dalam
firman-Nya: “Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba)
sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalamnya
terdapat orang-orang yang ingin mensucikan diri. Dan Allah menyukai orang-orang
yang bersih” (Q.S. At-Taubah/9: 108).
Hal ini dimaksudkan oleh
Rasulullah agar menjadi tempat berkumpul bagi manusia guna menunaikan shalat,
membaca kitab suci Al-Qur'an, berdzikir kepada Allah swt., saling bermusyawarah
dalam urusan agama mereka, dan agar menjadi “Madhar”(manifestasi) bagi
persatuan, kerukunan dan persaudaraan, dan menjadikan masjid menjadi tempat
pendidikan, pengajaran dan tempat menyampaikan nasihat dalam masalah agama,
akhlakul karimah. Rasulullah saw. bersabda: “Barang siapa yang masuk ke dalam
masjid-ku ini guna mengajar kebaikan atau belajar (mencari ilmu), maka ia
bagaikan orang yang berjuang menegakkan agama Allah” (H.R. Ibnu Majah).
Rasulullah saw. sendiri
seringkali duduk di masjidnya, lalu dikerumuni oleh para sahabat secara
melingkar, bagaikan bintang-bintang mengelilingi bulan purnama. Kemudian beliau
menyampaikan ceramah, fatwa agama dan ajaran-ajaran lain kepada mereka. Dan
jika beliau berhalangan maka diutusnya sahabatnya untuk mewakilinya seperti:
Ubadah bin Shamit, Abi Ubadah bin al-Jarrah atau lainnya. Hingga kemudian di
Madinah Rasulullah mendirikan masjid Nabawi yang juga berfungsi sebagai tempat
pendidikan pertama kali yang beliau pergunakan untuk mengajarkan Qira'atul
Qur'an, ilmu fiqh, syariat Islam dan berbagai ilmu pengetahuan, sehingga dapat
menelurkan generasi-generasi militan, yang menjadi ulama, hukama, khulafa,
umara dan pemimpin-pemimpin yang dapat diandalkan.
Sesudah negara Islam
meluas, maka berkembanglah peran dan fungsi masjid. Sehingga ia berperan
sebagai lembaga-lembaga ilmu pengetahuan dan tempat pengajaran segala macam
pengetahuan, baik agama ataupun lainnya. Yang tampak menonjol sekali dalam hal
ini antara lain ialah: Masjid-masjid Shan'a di Yaman, Al Jami' Al Umawi di
Damsyik, Al Jami' Al-Azhar di Mesir, Jami' Az-Zaituniyah di Tunisia dan Masjid
Qoeruwar di Fas. Kemudian berikutnya, para penguasa, umara dan para raja
berlomba-lomba membangun tempat-tempat pendidikan dan lembaga ilmu pengetahuan
yang dilengkapi dengan masjid dan asrama pelajar. Hal inilah yang akhirnya
dapat membawa kejayaan ilmu dan kebudayaan Islam, dapat melahirkan beribu-ribu
ulama yang intelek dalam berbagai bidang ilmu, seperti tafsir, hadits, ilmu
falak, fiqh, usul fiqh, bahasa Arab, sastra Arab, kedokteran, olahraga, ilmu
hitung, dan lain-lain.
Saat ini konsep
sekolah-sekolah yang berada di sekeliling masjid, atau sekolah-sekolah yang
dilengkapi dengan masjid dijadikan sebagai konsep sekolah-sekolah Islam terpadu
dari segi arsitektur pembangunan sekolah-sekolah Islam terpadu. Bahkan di
sekolah-sekolah negeri pun mulai terlihat adanya pembangunan masjid di
tengah-tengah sekolah. Mengapa demikian?
Hikmah mendalam yang
sebetulnya dapat kita petik dari langkah pertama yang dilakukan Rasulullah saw.
di saat hijrah dengan membangun masjid Quba dan menjadikannya tempat untuk
mendidik generasi Islam dan menyampaikan berbagai ilmu yang terkandung di dalam
Al-Qur'an dan Hadits. Walaupun secara tidak langsung Rasulullah juga melakukan
berbagai pendidikan dan pengajaran di tempat-tempat yang lain seperti, di
rumah-rumah, di jalan, di pasar sampai di medan perang. Sesuai dengan ilmu dan
ajaran yang akan disampaikannya.
Di dalam dunia
pendidikan, khususnya pendidikan Islam, masjid ibarat ruhnya atau qolbunya
pendidikan. Karena pendidikan tidak hanya semata-mata mengetahui sesuatu hal
yang baru, bukan hanya untuk mencapai jenjang yang lebih tinggi dan tidak juga
hanya semata-mata mengejar nilai. Tapi Rasulullah telah mengajarkan kepada
kita, nilai-nilai pendidikan yang hakiki untuk menjadikan manusia sebagai
manusia seutuhnya (Insan Kamil/ Insan Paripurna)
Karena pendidikan
merupakan proses sistematis untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik
sehingga dimensi kependidikan dapat berkembang secara optimal. Adapun dimensi
kependidikan itu mencakup tiga hal, yaitu:
1. Afektif, yang tercermin pada kualitas
keimanan, ketakwaan, akhlak mulia termasuk budi pekerti yang luhur serta
kepribadian unggul, dan kompetensi estetis. Dari masjid nilai-nilai hakiki ini
ditanamkan oleh Rasulullah kepada umatnya dengan perintah menjalankan shalat,
pelaksanaan shalat berjamaah dan hikmah-hikmah lain yang terkandung di dalam
shalat berjamaah. Dan hal tersebut dimulai dari masjid.
2. Kognitif, yang tercermin pada kapasitas pikir
dan daya intelektualitas untuk menggali dan mengembangkan serta menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi. Yang diwujudkan dengan perintah bertasbih dan
membaca Al-Qur'an serta mempelajari kandungan-kandungan ilmu di dalamnya. Dan
sejak zaman Rasulullah, para sahabat dan sekarang ini para ulama melakukannya
di masjid. Karena inti ilmu pengetahuan itu ada di dalam Al-Qur'an.
3. Psikomotorik, yang tercermin pada kemampuan mengembangkan keterampilan teknis, kecakapan praktis dan kompetensi kinestetis. Diwujudkan dengan berbagai kegiatan fisik di masjid dalam pelaksanaan kedua perintah-perintah di atas, juga pengembangan organisasi masjid, kegiatan fisik, rehabilitasi masjid dan pengembangan pembangunan fisik masjid memerlukan kemampuan keterampilan teknis. Dan masjid dapat menjadi tempat pendidikan ini.
Rasulullah di awal hijrahnya ke Madinah melakukan ketiga hal di atas secara baik dan tepat, sehingga menghasilkan generasi Islam yang berhasil mengembangkan syiar Islam ke seluruh penjuru dunia, sejak dulu hingga sekarang. Karena masjid merupakan ruhnya atau qolbunya pendidikan.
3. Psikomotorik, yang tercermin pada kemampuan mengembangkan keterampilan teknis, kecakapan praktis dan kompetensi kinestetis. Diwujudkan dengan berbagai kegiatan fisik di masjid dalam pelaksanaan kedua perintah-perintah di atas, juga pengembangan organisasi masjid, kegiatan fisik, rehabilitasi masjid dan pengembangan pembangunan fisik masjid memerlukan kemampuan keterampilan teknis. Dan masjid dapat menjadi tempat pendidikan ini.
Rasulullah di awal hijrahnya ke Madinah melakukan ketiga hal di atas secara baik dan tepat, sehingga menghasilkan generasi Islam yang berhasil mengembangkan syiar Islam ke seluruh penjuru dunia, sejak dulu hingga sekarang. Karena masjid merupakan ruhnya atau qolbunya pendidikan.
Sekolah-sekolah yang
dibangun di seputar masjid dewasa ini menunjukkan bahwa tiga hal yang mendasar
di atas dapat berjalan bersamaan. Siswa tidak hanya mengutamakan NEM dan
kepandaian dalam olah ilmu pengetahuannya, tapi juga iman dan akhlakul karimah,
serta kemampuan fisiknya dalam olah jasmani dalam berbagai kegiatan fisik yang
dilakukan di sekolah. Inilah hikmah yang dapat kita ambil dari peristiwa saat
awal hijrah Rasulullah saw. di atas. Karena itulah marilah kita makmurkan
masjid-masjid sebagai rumah Allah dengan menjalankan shalat berjamaah di
masjid, mengikuti pengajian-pengajian dan tadarus Al-Qur'an, serta melakukan
kajian-kajian baik masalah akidah, syariah, dan ilmu pengetahuan dan akhlakul
karimah. Baik itu masjid di lingkungan rumah kita masing-masing, maupun di
lingkungan sekolah-sekolah kita. Apabila saatnya adzan terdengar sebagai
panggilan shalat, maka semua kegiatan dihentikan untuk bersama-sama
melaksanakan shalat berjamaah. Dengan demikian akan tercapailah tujuan
pendidikan yang diharapkan.(AS)
Ahmad Asy-Syarbaasyi, Dialog Islam.
Surabaya: 1997.
Hasanuddin,Hukum Dakwah, Tinjauan
Aspek Hukum dalam Berdakwah di
Indonesia, Jakarta: Pedoman Ilmu
Jaya, 1996.
Moh E. Ayub, Menejemen Masjid,
Jakarta: Gema Insani Press, 1997
Moh E. Ayub, Menejemen Masjid,
Jakarta: Gema Insani Press, 1997.
Muhammad Natsir, Keputusan dan
Rekomendasi Muktamar Risalah Masjid
se Dunia di Makkah, Jakarta,
Perwakilan Rabitah Alam Islami ,
1395H.
Nana Rukmana D.W, Masjid dan Dakwah,
Merencanakan, Membangun dan
Mengelola Masjid, Mengemas Substansi
Dakwah,Upaca Pemecahan
Krisis Moral dan Spiritual, Jakarta:
Almawardi Prima, 2002.
Quraish Shihab,M., Wawasan Al-Qur’an
, Tafsir Maudhu’I atas Pelbagai
Persoalan Umat, Bandung: Mizan,
1996.
Sidi Gazalba, Masjid Pusat Ibadat
dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Pustaka
Antara, 1971.
Label: MANAJEMEN
Nama : Agita Pratiwi
Jurusan : Manajemen Dakwah/IV
Matakuliah : Manajemen Komunikasi
Dosen Pembimbing : Drs. Hamzah Turmudzi, M.Si – Lida Imelda
Cholidah, S.Sos
Hari/ Tanggal : Minggu, 14 April 2013
UJIAN TENGAH SEMESTER
MANAJEMEN KOMUNIKASI
1.
Hambatan dalam
komunikasi yaitu:
a. Dalam proses penyampaian
Tidak semua komunikan dapat selalu mengerti apa yang
di katakana oleh komunikator, karena mungkin di setiap proses penyampaian yang
kurang efektif dan efisien. Misalnya: ketika seorang pemimpin menyampaikan suatu
pesan yang telalu panjang lebar, tidak langsung pada inti pembahasan atau
pokoknya, disini akan terjadi
over-communicating (penjelasan berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan
dan pembuangan waktu). sehingga
membuat karyawan/komunikan menjadi tidak mengerti dan susah memahaminya karena
terlalu bertele-tele.
b. Hambatan secara fisik (physical barries)
Hambatan ini memang sedikit susah untuk dapat di
pahami, karena berhubungna dengan fisik baik komunikator maupun komunikan,
seperti cacat. Misalnya : Komunikan yang tidak dapat bicara (tunarungu) namun
kelebihannya pandai dan cepat bergerak dalam melaksanakan tugaas dari
pemimpinnya, disini seorang pemimpin haruslah dapat mengerti dan memahami konsidi
karyawan/komunikan. Maka pemimpin tersebut harus dapat memahami bahasa isyarat,
agar penyampaian komunikasi antara pemimpin dan karyawan tersebut dapat
tersampaikan dengan baik.
c. Hambatan semantic (semantic barries)
Tidak adanya pemahaman yang sama antara komunikator
dan komunikan tentang bahasa atau lambang. Misalnya: Ketika seorang komunikator
menjelaskan arti dari sebuah lambang Garuda Indonesia, namun komunikan tidak
memahami setiap lambang yang ada dalam Logo Garuda tersebut. Maka sebagai
pemimpin/komukator haruslah memberi penjelasan sedikit demi sedikit dari setiap
arti logo/lambang secara detail, agar komunikan dapat memahaminya secara jelas.
d. Hambatan psiko-sosial (physicosocial barriers)
Perbedaan budaya, persepsi, kebiasaan, nilai-nilai
yang di anut dalam suatu perusahaan dapat menjadi suatu hambatan dalam proses
komunikasi. Misalnya : Seorang pemimpin dalam suatu perusahaan berasal dari
suku Batak tulen, yang terkenal dengan bahasa dan logat Bataknya, dak di kenal
sedikit kasar dalam hal berbicara, kemudian karyaawan/komunikan berasala dari
suku Sunda yang di kenal dengan bahasanya yang halus juga lembut. Ketika
Pemimpin tersebut menyuruh kayawannya untuk melakukan pekerjaannya ke luar
kota. Pemimpin tersebut berbicara dengan logat Bataknya, lalu karyawan tersebut
menganggap bahwa perintah dari pemimpinnya adalah pemaksaan. Maka yang akan
terjadi adalah kesalahpahaman antara komunikator dan komunikan. Karyawan yang
tidak menerima perintah atasannya, dengan alasan bahwa atasannya memerintah
dengan pemaksaan, dan atasan yang tidak memahami sikap karyawannnya, maka hal
tersebut akan menjadi suatu hambatan dalam mejalankan suatu proses pekerjaan
dalam organisasi/perusahaan, hanya karena proses komunikasi yang tidak saling
mengerti dan memahami antara pemimpin dan karyawan yang berbeda suku bangsanya.
2.
Manajemen is
Communication ungkapan dari George R. Terry, sedangkan macam-macam komunikasi
ialah:
·
Komunikasi formal yaitu komunikasi dalam jalur organisasi yang formal,memiliki wewenang
dan tanggung jawab. Misalnya: Seorang
pemimpin member intruksi kepada bawahannya untuk membuat surat/proposal.
·
Komunikasi non-formal yaitu di luar komunikasi
formal secara fungsional,terjadi secara tiba-tiba/spontan (hubungan antar
pribadi dengan orang lain) dalam hal menjelaskan/saran yg berkaitan dengan
tugas dan kewajiban. Misalnya:
Pemimpin berbicara face to face dengan bawahannya mengenai hal yang belum di
mengerti oleh karyawan tersebut.
·
Komunikasi informal yaitu lebih dekat dengan
komunikasi non-formal, karena terjadi kontak
human relations. Banyak
digunakan oleh bagian personel dalam hubungannya dengan psikologis karyawan. Misalnya: karyawan yang menceritakan keluh
kesahnya kepada pemimpin nya dalam hal
pekerjaan di perusahaannya.
3.
Ketika saya
menjadi seorang pemimpin dalam sebuah oraganisasi/perusahaan. Pendekatan yang
akan saya lakukan kepada staf karyawan yang mengalami penurunan kinerja tersebut
yakni melalui pendekatan komunikasi non-formal yaitu di luar komunikasi formal secara fungsional, hubungan antar pribadi dengan orang tersebut (karyawan), pemimpin dan karyawan dalam hal
menjelaskan/saran yg berkaitan dengan tugas dan kewajiban, yang akan memajukan pada perusahaan/organisasi.
Seperti halnya yang di lakukan oleh Jokowi yang terjun langsung kepada
masyarakat, agar dapat mengetahui keluh kesah masyarakat yang ada di tempat
yang beliau datangi, dan memenuhi aspirasi suara rakyat.
4.
Model komunikasi yang lebih efektif di gunakan
dalam sebuah interaksi antara pemimpin dengan bawahannya dalam sebuah
organisasi/perusahaan, jika menurut pengamatan saya yakni komunikasi model Berlo karena
model ini melukiskan
beberapa faktor pribadi, faktor
keterampilan, sikap, pengetahuan, kebudayaan, dan sistem sosial dari sumber
atau orang yang mengirim pesan merupakan faktor penting dalam menentukan isi
pesan, perlakuan atau treatment dan menyandian pesan. Factor-faktor inilah yang
berpengaruh kepada penerima pesan dalam menginterpretasikan isi pesan yang
dikirimkan. Saluran yang dapat di gunakan dalam komunikasi adalah penglihatan,
pendengaran, penciuman,perasaan, dan alat peraba. Kemudian model ini menekankan
oide bahwa “meaning are in the people” artinya pesan yang di kirimkan pada
orang yang menerima pesan bukan pada kata-kata pesan itu sendiri. yang mempengaruhi
proses komunikasi berlo ini yaitu keterampilan
berkomunikasi, pengetahuan, sistem sosial dan lingkungan budaya sumber dan
penerima. Misalnya: Dalam
Pelaksanaan seminar training motivasi, ketua pelaksana/komunikator yang
menjelaskan setiap perintahnya kepada anggotanya/komunikan untuk mengerjakan
kegiatan training motivasi agar berjalan dengan lancar dan sesuai derapan yang
di inginkan. Komunikator berbicara kepada komunikan, di situlah efek receiver
dalam bentuk penglihatan, pikiran, alat indra, hal tersebut saling
berkesinambungan. Sehingga seminar training motivasi dapat berjalan secara
efektif dan efisien. Contoh inilah bagian dari aplikasi komunikasi model Berlo.
Empat kelompok
utama yang dikemukakan Berlo dalam model ini adalah:
1) Source, yaitu sang sumber yang mengirimkan pesan.
2) Message, yaitu pesan yang akan disampaikan.
3) Channel, yaitu saluran atau medium yang digunakan
agar pesan dapat diterima dengan efektif.
4) Receiver, yaitu sang penerima pesan yang menjadi
sasaran atau target.
Label: MANAJEMEN
HATI YANG TAK TERSAMPAIKAN
Sekilas
terbayang wajah tampan nan penuh dengan rasa penasaran itu muncul dengan
tiba-tiba di pikaran Sisi, yang sedang duduk di bangku depan. Gadis Cantik
berusia 17 tahun itu telah lama memendam rasanya terhadap Jess teman sekelas di
sekolahnya. Sisi yang belum pernah sama sekali mengenal cinta, tapi ia
merasakan cinta ada di hatinya, dan ia meyakini bahwa ia normal. Sisi terkenal
siswa berprestasi, orangnya pendiam, tidak terlalu suka berinteraksi dengan
teman sekelasnya, ia hanya dekat dengan kedua teman terbaiknya Tika dan Sinta,
mereka berdua berteman dari masa SMP dulu sampai sekarang.
“Hayo…
ngelamun mulu” Tika datang dari belakang Sisi sambil membawa jus orange
kesukaannya.
“Kenapa
gak gabung ikut ke kantin” Tambah Sinta dan duduk di samping Sisi
“Lagi
pengen sendiri aja” Jawab Sisi dengan suara pelan
“Beberapa
hari ini kamu banyak ngelamun,,,Si…?” Papar Tika
“Perasaan
kalian saja” Jawab Sisi sambil mengambil Tupperware berisi air di hadapannya
dan meminumnya,
Ketiga
sahabat itu asyik ngobrol, walau hanya Tika dan Sinta saja, setidaknya Sisi
tidak merasa sendiri. Bel berbunyi, terlihat Jess yang masuk pertama ke dalam
kelas. Seketika Sisi tersenyum terasa bahagia dalam hatinya, Sinta yang duduk
satu bangku bersama Sisi, dari tadi memerhatikan gerak-gerik Sisi, karena Sisi
belum pernah bercerita tentang isi perasaannya kepada dua sahabanya tersebut.
Jess,
lelaki turunan Indo itu memang di kenal oleh semua siswa SMA 24 Jakarta.
Perawakannya yang gagah, mata coklat nya serta hidung mancungnya, hampir mirip
Jack tokoh film Titanic, yang membuat semua para siswi terkagum pada Jess.
Namun Jess belum pernah terdengar punya pacar di Sekolah nya.
***
Pulang
sekolah, semua siswa bergerombolan keluar dari sekolah, Sinta di jemput oleh
supir nya, sedangkan Tika pulang bersama pacarnya yang bernama Dion. Sementara
Sisi masih menunggu di depan gerbang, biasanya ia langsung pulang naik biss dan
menunggunya datang di halte yang tidak jauh dari sekolahnya. Sudah hampir satu
minggu tiga sahabat itu tidak main bersama, karena bimbingan belajar sudah di
mulai, melihat waktu ujian nasional tinggal satu bulan lagi.
“lagi
nunggu jemputan ya Non…?” Tanya Satpam yang masih ada di derpan gerbang
sekolah, sepertinya ia menunggu sekolah itu sampai tidak ada orang lagi di
dalamnya.
“Hmmm…”
Sisi hanya bisa menjawab dengan senyuman manis nya saja tanpa mengeluarkan satu
kata pun dari mulutnya
Terdengar
suara motor, terlihat Ninja merah yang keluar dari gerbang sekolah. Dan orang
yang menaiki motor tersebut adalah Jess.
“Pak
ujang,, pulang dulu ya..!!!” sapa Jess yang memberhentikan motornya di depan
satpam penjaga gerbang sekolah.
“ya
den.. hati-hati di jalan” Ucap satpam dengan logat bahasa sunda nya
Jess
menoleh ke arah samping kanannya, dan melihat Sisi sedang berdiri di sana. Jess
hanya melontarkan senyuman pada Sisi, tanpa memberikan satu ucapan pun
kepadanya. Mereka berdua hanya saling menatap, tanpa ada sapaan di antara
keduanya. Jess mempunyai karakter yang sama seperti halnya Sisi. ia pendiam, tapi
Jess adalah siswa smart dalam hal belajar, di bidang ekstrakulikulernya ia
pandai dalam bermain bola basket. Jess hanya melontarkan suara nya jika ia di
tanya oleh temannya saja. Dalam hal belajar, walau tak banyak bicara tapi
nilai-nilinya sungguh menakjubkan. Di kelas Jess di anggap rivalnya Sisi,
Posisi peringkat I dan II hanya berbolak-balik di antara Sisi dan Jess.
“Si..aku
duluan pulang ya,,,” Seketika Jess menyapa Sisi yang masih dalam keadaan
berdiri di depan sebelah kanan gerbang. Sisi hanya mengangguk dan tersenyum,
lalu Jess pergi dan hilang dari pandangannya. Setelah Jess pulang, Sisi pun
melangkahkan kakinya dan membawa senyuman itu di setiap langkahnya dan pergi
dari sekolah menuju halte biss yang sering ia naiki. Terlihat sepi, semua guru
dan siswa nampaknya sudah pulang.
***
Keesokan
harinya. Tin…tin…tin…. Terdengar suara klakson mobil.
Seorang
ibu memakai baju rajutan berwarna cream itu mendekati mobil yang berhenti di
depan rumahnya,
“Pagi
tante,,,” sapa Tika
“ouh
nak Tika, mari masuk kedalam….!!!”
“iya
tante, Tika mau ngajak Sisi berangkat bareng ke sekolah, boleh tante?”
“ya..tentu
boleh…Masuk saja ke dalam, Sisi sepertinya masih siap-siap”
Karena
sudah berteman lama, Tika sudah tidak canggung lagi untuk masuk kedalam rumah
Sisi dan ataupun masuk ke dalam kamar Sisi.
“Cie
ilee…Udah cantik Sisi” Sindir Tika yang berdiri di depan pintu kamar Sisi, terlihat Sisi yang sedang menyisir rambut
tebal dan lurusnya.
“Tika,,,
apaan ah,,,” jawab Sisi dengan sidikit tersipu malu karena dari tadi Tika
memperhatikan Sisi yang sedang berkaca dan merapikan rambutnya.
“Yuk..udah
siap”
“ayo”
Mereka
berdua pun keluar dari kamar dan menemui ibu sisi yang sedang menyiram tanaman
di halaman depan.
“Tante..
kita berangkat ya”
“Bunda..
Sisi berangkat ke sekolah dulu ya..” sambil mencium tangan kananya dan kedua
pipi ibunya. Karena Sisi hanya mempunyai figur seorang ibu saja, ayahnya
meninggal dua tahun yang lalu ketika ia masih duduk kelas I SMA, karena stroke
yang beliau derita, dan merenggut nyawa ayahnya Sisi. Sebab itulah Sisi
menganggap ibu nya yang paling berarti di muka bumi ini.
“Loh…ada
Sinta, kenapa gak masuk ke rumah barusan” Tanya Sisi, ia kaget karena Sinta
juga ada di mobilnya Tika.
“Sorry,,,
kaki kiri ku sakit, kemarin jatuh dari motor nya Dion sepulang sekolah.
“Tapi
gak kenapa-napa kan?” Tanya Sisi dengan muka rasa ingin tahu
“nggak
Si, Cuma luka kecil saja, besok juga sembuh kok, yang penting aku masih bisa
jalan, walaupun sedikit sakit untuk di tapakkan ke tanah.” Jelas Sinta memaparkan
sakit yang ia rasakan pada Tika dan Sisi
“Makanya
main terus sih,, bukannya belajar benter lagi kan UN..hihihi” Ujar Tika sedikit
meledek sembari tertawa.
Sesampainya
di sekolah, Sisi bergegas keluar dari mobil untuk membantu Sinta keluar, dan
menggandengnya untuk bisa berdiri dan berjalan.
“Ayo
Sin.. hati-hati”
“aduhh
Si… aku bisa sendiri kok”
“Bawel,
udah diem” Ucap Tika dan menolong kedua sahabatnya, Sinta berada di
tengah-tengah Tika dan Sisi, sambil membantu Sinta berjalan menuju kelas.
Mereka
pun duduk dan menyimpan tas di meja masing-masing. Tupperware hijau milik Sisi
pun di taruh di mejanya.
“Sepertinya
aku bakalan nebeng dulu nih sama Tika, sampai aku bisa berjalan normal” Ucap Sinta
dan menoleh kearah Tika
“ya
nyonya.. kamu,, kayak ke siapa aja deh..Nanti aku jemput kamu setiap paginya,
langsung kerumah Sisi, biar kita berangkat bareng lagi. lagian jarang loh kita
bisa berangkat sama-sama seperti ini” Ujar Tika panjang
“Hemmmm…
bel belum bunyi nih tumben,,”
“Suuuuttt,,
Sinta jangan ngomongin bel deh, Bel kan panjang umur kalau setiap diomongin”
Teng…teng…Teng…
“tuh kan baru aja di omongin, sinta sihh,,” omel Tika dengan memanyunkan
mulutnya dan terlihat sedikit kesal
“loh
koq aku yang di salahin” Jawab Tika
“Sudah
waktunya saja masuk, lihat jam dong, udah jam tujuh lebih” Papar Sisi sembari
menatap kaca dan menikmati pemandangan jalan raya dengan macetnya kota Jakarta
Semua
siswa siswi SMA 24 Jakarta tersebut pun masuk ke kelas nya masing-masing,
sementara kelas 12-A, masih ada sebagian yang bersantai-santai di luar. Seorang
lelaki berkulit coklat itu berdiri di depan kelas 12-A, ia memegang satu map
dengan tumpukan kertas yang di pegang di tangan kirinya. Ali ketua kelas 12-A
di berikan tugas oleh bu Wida guru matematika untuk membagikan selebaran kertas
berisikan soal matematika untuk di kerjakan dan di kumpulkan. Karena ibu Wida
tidak dapat hadir untuk masuk ke kelas.
Jess
keluar dari kelas, lima menit setelah Jess keluar lalu langkah berikutnya Sisi
yang keluar dari kelas.
“Si..
mau kemana?” Tanya Sinta,
“Toilet”
jawab sisi tanpa menoleh kedua sahabatnya, sementara siswa yang lain sibuk
dengan tugas yang di berikan oleh guru matematika tersebut. Tika dan Sinta pun
ikut mendekati teman-temannya agar bisa mengerjakan soal bersama-sama.
***
Sisi
mengikuti langkah kaki Jess dari belakang, Jess memasuki ruangan perpusatkaan.
Dan duduk di meja sebelah kiri dekat lemari di bagian buku kimia, lalu ia
membuka buku yang ia pegang dan mengerjakan tugas matematikanya yang di berikan
oleh ketua kelasnya. Sisi melangkahkan kakinya dengan sedikit ragu dan takut untuk
masuk kedalam perpusatakaan tersebut. Jess tidak menghiraukan langkah kaki yang
mendekati menuju meja yang ia tempati. Sisi kebingungan, apa yang harus ia
lakukan, beberapa langkah kaki lagi ia akan ada di depan meja Jess. Ini pertama
kalinya ia menyukai seorang lelaki, tanpa ada yang mengetahui isi perasaanya
termasuk sahabat dekatnya Sinta dan Tika.
Sisi
membalikkan badannya, mendekati lemari bagian buku matematika. Tiga buku yang
cukup tebal yang ia ambil dari lemari perpustakaan tersebut, dan duduk di meja
yang tidak jauh dari tempat Jess. Sisi hanya bisa menatap kosong terhadap Jess,
ia memendam rasa itu dari kelas 11, ia hanya bisa menjaganya, tanpa ada yang
mengetahuinya. Terkadang Sisi bertanya pada dirinya, “Mengapa aku harus mempunyai rasa terhadap Jess, yang sudah jelas ia takkan pernah menyukai ku”. Tapi
inilah rasa yang tidak bisa untuk di pungkiri, bahwa Sisi memang mencintai Jess
teman sekelasnya
Sisi
mengerjakan tugas matematikanya di perpusatakaan bersama Jess, walau mereka
mengerjakannya masing-masing. Selama mengerjakan soal matematika. Pikiran Sisi
kacau, Sisi merasa di perbudak oleh hati dan pikirannya yang selalu tertuju
pada Jess.
***
Sisi
duduk di halte menunggu biss datang, sementara Sinta pulang bersama Tika. Sisi
tidak ikut bersama mereka berdua, Sisi merasa lebih nyaman pulang di antar
dengan biss yang selalu ia tunggu, mungkin karena faktor sudah biasa, dari SMP
ia telah memberanikan diri naik biss sendirian berangkat dan pulang sekolah.
“Hari ini cuaca tidak terlalu panas seperti hari
kemarin, sedikit mendung atau karena hari telah sore, dan atau memang waktunya
matahari istirahat dan bulan bersiap-siap bertugas untuk menerangi gelapnya di
malam hari” Ujarnya dalam hati
Biss
belum juga datang, dengan terpaksa Sisi harus berjalan kaki dulu, untuk bisa
menemui kendaraan umum lainnya agar bisa sampai menuju rumahnya. Tiba-tiba satu
tetes air hujan jatuh mengenai pipi Sisi. Ia menengadahkan kepalnya ke atas
melihat langit, rintik hujan semakin besar. Sisi berhenti dan berteduh di bawah
pepohonan. Baginya tak apa jika baju seragamnya basah, ia hanya melindungi tas
sekolahnya yang berisi semua buku-buku pelajaranya.
Terlihat
Jess di sebrang jalan yang sedang berteduh pula sambil duduk di atas motor
ninja merahnya. Sisi hanya bisa melihatnya dari kejauhan. Terdengar suara ramai
dan Sisi melihat ke arah kanan dari kejauhan, satu gerombolan motor mendadak berhenti
di pepohonan yang menjulang tinggi nan besar, hujannya terlalu deras untuk
melanjutkan perjalanan. Kemudian Sisi melihat kembali ke sebrang jalan, dan
ternyata Jess sudah tidak ada di sebrang jalan itu. “Ternyata Jess sudah pergi” Ucap nya dalam hati.
“Sisi..?”
Sisi menoleh ke belakang melihat siapa yang memanggil namanya. Jess, ia berdiri
di belakang sisi dengan baju seragam yang basah. Sisi terkejut dengan sapaan
Jess terhadapnya, yang secara tiba-tiba muncul di belakang Sisi.
“berteduh
di sini masih kehujanan,?” ucap Jess dan menggenggam pergelangan tangan kanan
Sisi, Jess mengajaknya untuk berteduh di bawah bangunan kecil, yang tidak jauh
dari pepohonan yang Sisi tempati tadi.
Sisi
hanya memberikan simbol senyuman pada Jess, “Ada apa dengan mu Jess, baru kali ini kamu berbicara begitu dekat
dengan ku, sebenarnya apa yang ada dalam pikir mu tentang aku, atau kamu hanya
merasa kasihan pada ku dalam keadaan hujan seperti ini”, beribu pertanyaan
yang ada dalam benak Sisi. ia terkejut, heran, namun bahagia. Sesekali Sisi menatap
wajah Jess dalam dekat. Sisi mencubit tangannya apakah ini mimpi atau fakta, ia
sedang ada di samping Jess.
Jess
melepaskan genggamannya dari pergelangan tangan Sisi. “Maaf Si, aku tidak bermaksud
untuk tidak sopan terhadapmu” Papar Jess dengan tatapan penuh arti bagi Sisi.
“Ia,
Jess, tidak apa” Jawab Sisi yang masih menatap wajah Jess.
Ketika
hujan reda, Sisi di antar pulang oleh Jess sampai di depan rumah Sisi, Sore itu
adalah sore terindah bagi Sisi.
***
Sikap
sisi sedikit berubah semenjak kejadian sore itu, hatinya penuh dengan
kebahagiaan. Tika dan Sinta merasa senang atas perubahan sikap Sisi, yang entah
karena faktor apa yang membuat Sisi sebahagia ini. Sudah hampir 3 hari ini Tika
dan Sinta, tak pernah lagi melihat Sisi melamun.
“pasti
ada yang di sembunyiin deh dari kita” Ungkap Tika
“Ceritain
dong, ada yang nembak ya…?” Tanya Sinta
“hmmm”
Sisi terseyum saja.
“aku
ke toilet dulu ya” ucap Sisi dan meninggalkan kedua sahabatnya.
Tika
dan Sinta merasa penasaran setiap kali Sisi ke toilet, ia tak pernah muncul
lagi. Mereka memutuskan untuk membuntuti Sisi.
Sisi
memasuki ruangan perpusatakaan, hubungan pertemanan Sisi dengan Jess, sudah terlihat
dekat, dan menurut buku yang Sisi Baca, Cinta itu akan datang dari sebuah
pendekatan pertemanan. Sementara Tika dan Sinta hanya tersenyum di balik kaca, yang
sedang mengintip di luar.
***
Jess
sedang menunggu seseorang di taman dekat sekolah. Sisi yang ia tunggu, mereka
berencana untuk belajar bersama, untuk menghadapi UN yang sebentar lagi akan
tiba.
“Jess..?”
“ia
Si…”
Sisi
mulai kebingungan ketika suasana hening, tanpa ada topik yang akan di bicarakan
terhadap Jess. Sisi hanya menunggu dan berharap bahwa Jess juga mencintainya.
“Si..boleh
aku bertanya?”
“eummm
boleh..apa?”
“Planing
setelah lulus sekolah apa?
“ouhhh..kalau
aku, mungkin kuliah atau mungkin kerja” Jawab Sisi sambil menunduk, ia
menyangka bahwa Jess akan mengatakan “ia menyukai Sisi”, ternyata bukan.
“Kamu..?”
Tanya sisi dengan rasa sedikit resah.
“Aku
juga sama, kuliah, terus lanjutin perusahaan papa yang ada di Bandung, aku
beruntung bisa kenal kamu Sisi, selama hampir tiga tahun kita bersama dalam
satu kelas, dan baru sekarang aku bisa dekat dengan mu, Aku bukan tipe lelaki
yang mudah akrab dengan teman yang ada di sekitar ku. Termasuk kamu,” Papar
Jess pada Sisi
“Sisi,,,Sisi”
Jess melambaikan tangannya di depan wajah Sisi yang sedang melamun.
“kamu
denger aku”
“heh,,,ia
Jess, aku juga senang bisa dekat dengan mu dan menjadi teman sekelasmu”
“Lanjutkan
Perjuangan dalam menuntut ilmu” Jess menggenggam pergelangan Sisi dengan penuh
semangat
Sisi
terdiam menatap dirinya sendiri, dalam hatinya kecewa. Ia terlau berharap, Jess
memang tidak akan pernah mencintai dirinya. Pertemanan yang baru ia rasakan di
akhir pekan sekolahnya bersama Jess, hanyalah sebatas seorang teman terhadap
teman yang lainnya.
“kenapa
kamu gak bilang kalau lagi dekat sama Jess” ungkap Tika
Sisi
terdiam tanpa mengelurkan satu kata pun, tatapannya kosong
“Sisi…jangan
ngelamun lagi dong, bukannya kamu udah ada Jess” tambah Sinta
“Jess
hanya teman sekelas sama seperti yang lainnya” Jelas Sisi dengan tatapannya
yang masih kosong.
“Aku
memang tidak pernah bercerita tentang apa yang aku rasakan, ini salah ku, aku hanya mencintai seseorang yang tidak
pernah tahu bahwa aku mencintainya”
“Tapi
Sisi…kamu masih ada kita, kamu gak sendiri, ayo bangkit layaknya seorang Sisi
yang kita kenal sebelumnya!!! Ini bukan Sisi…ini orang lain.” Ungkap Tika
sambil merangkul sahabatnya sambil memberikan semangat oada sahabatnya tersebut
“diluar
sana banyak orang yang mengagumi mu, Si…!!!” tambah Sinta
Sisi
tersenyum, melihat ke dua sahabatnya yang selalu ada di sampingnya di kala
sedih dan bahagia. Hati Sisi memang rapuh karena telah di perbudak dengan
sebuah cinta, namun keadaan Sisi bahagia karena mempunyai dua sahabat yang
terbaik sedunia baginya.
Label: TULISAN TANGAN KU
;;
Subscribe to:
Postingan (Atom)